Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan medis umum yang disebabkan oleh aliran darah yang kuat dalam jangka waktu panjang pada dinding pembuluh darah arteri yang akhirnya dapat menyebabkan komplikasi tertentu, seperti penyakit jantung.
Tekanan darah seseorang disebut tinggi jika melebihi 140/90 mmHg. Tekanan darah disebut ideal jika berada di antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
Tekanan darah seseorang disebut tinggi jika melebihi 140/90 mmHg. Tekanan darah disebut ideal jika berada di antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
Tekanan darah tinggi umumnya tidak disertai dengan gejala apapun sehingga seringkali tidak terdeteksi secara dini dan dapat membahayakan jika diketahui terlambat ketika sudah mencapai tahap serius. Pada beberapa kasus tekanan darah tinggi, pasien dapat mengalami sakit kepala hebat, mimisan, sesak napas, atau perasaan cemas hebat.
Penyebab tekanan darah tinggi primer yang sering dialami orang dewasa umumnya tidak teridentifikasi, tetapi dapat berkembang dari tahun ke tahun. Sedangkan hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi yang lebih jarang terjadi dan disebabkan oleh faktor tertentu lainnya.
Pengobatan tekanan darah tinggi sangat tergantung pada tingginya tekanan darah dan kondisi umum setiap pasien. Secara umum, tatalaksana yang diberikan terdiri dari perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Apabila ditemukan pasien dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg tanpa faktor risiko lainnya, dokter terutama akan menyarankan perubahan gaya hidup. Sedangkan obat-obatan akan dipertimbangkan jika tekanan darah Anda lebih dari 140/90 mmHg dengan faktor risiko lainnya. Sedangkan obat-obatan umumnya akan diberikan pada pengidap hipertensi di atas 160/100 mmHg.
Untuk mencegah hipertensi, Anda disarankan untuk menjaga berat badan normal, rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat, berhenti merokok, istirahat yang cukup dan mengurangi tingkat stres Anda.
Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi disebabkan oleh aliran darah yang kuat dalam jangka waktu panjang pada dinding pembuluh darah arteri yang akhirnya dapat menyebabkan komplikasi tertentu, seperti penyakit jantung. Tekanan darah tinggi adalah kondisi yang sangat umum terjadi dan dapat dialami siapapun di masa tertentu kehidupan.
Tinggi rendahnya tekanan darah ditentukan dari volume darah yang dipompa jantung dan tekanan aliran darah pada dinding pembuluh darah arteri. Tekanan darah akan menjadi semakin tinggi jika pembuluh darah berukuran semakin sempit dan jika volume darah semakin banyak.
Tekanan darah tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga seseorang bisa saja memiliki tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun tanpa merasakan gejala apapun. Meskipun tidak bergejala, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan berbahaya seperti stroke dan serangan jantung.
Tekanan darah ditunjukkan dengan dua angka yang diukur dalam millimetres of mercury (mmHg), yaitu:
- Tekanan darah sistolik dengan angka yang lebih tinggi, adalah tekanan yang terukur saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
- Tekanan darah diastolik dengan angka yang lebih rendah, adalah resistensi pembuluh darah tubuh terhadap aliran darah.
Tekanan darah seseorang disebut tinggi jika melebihi 140/90mmHg. Tekanan darah disebut ideal jika berada di antara 90/60mmHg hingga 120/80mmHg. Tekanan darah disebut rendah jika berada di angka 90/60 mmHg. Sedangkan seseorang yang memiliki tekanan darah di antara 120/80mmHg dan 140/90mmHg memiliki resiko untuk mengalami tekanan darah tinggi di masa mendatang.
Tekanan darah yang terlalu tinggi berisiko menyebabkan gangguan pada organ lain seperti mata, otak, dan ginjal. Di samping itu, tekanan darah tinggi yang tidak ditangani dapat meningkatkan potensi risiko penyakit yang membahayakan nyawa seperti: serangan jantung, stroke, gagal jantung, penyakit ginjal, gangguan pada pembuluh darah tepi, demensia, dan banyak penyakit lainnya.
Memeriksa tekanan darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau tidak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di tempat praktik dokter, rumah sakit, sebagian apotek, dan bisa jadi di tempat kerja. Orang yang berusia 40 tahun ke atas dengan resiko tinggi hipertensi, diharapkan memeriksakan tekanan darahnya setidaknya 6 bulan sekali. Sedangkan pada orang berusia 40 tahun ke atas tanpa resiko tinggi hipertensi, dianjurkan untuk memeriksakan tekanan darahnya setiap tahun.
Penyebab tekanan darah tinggi kadang tidak dapat diketahui secara pasti. Tetapi kondisi ini lebih berisiko terjadi pada beberapa kelompok tertentu seperti:
- Orang yang kelebihan berat badan.
- Berusia lebih dari 65 tahun.
- Memiliki anggota keluarga dengan tekanan darah tinggi.
- Kurang olahraga.
- Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras, kopi, rokok, garam, dan kurang asupan sayuran dan buah.
- Tidur tidak teratur.
Oleh sebab itu, perubahan gaya hidup akan sangat membantu dalam mengurangi risiko terjadinya tekanan darah tinggi. Pasien resiko tinggi seperti adanya riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah setidaknya setiap 6 bulan sekali. sedangkan pada pasien tanpa resiko mengidap tekanan darah tinggi tetap dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah setiap tahun.
Gejala
Tekanan darah tinggi umumnya tidak disertai dengan gejala apapun sehingga seringkali tidak terdeteksi secara dini dan dapat membahayakan jika diketahui terlambat ketika sudah mencapai tahap serius. Meski jarang, tetapi beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh sebagian pengidap tekanan darah tinggi antara lain adalah:
- Sakit kepala hebat.
- Sesak napas.
- Perasaan cemas hebat.
Sejak usia 18 tahun ke atas, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah Anda setidaknya dua tahun sekali. Apabila Anda berusia 18 – 39 tahun dan berisiko tinggi mengidap tekanan darah tinggi, atau berusia lebih dari 40 tahun tanpa adanya risiko tekanan darah tinggi, sebaiknya Anda memeriksakan tekanan darah Anda setidaknya setahun sekali. Pemeriksaan ini bisa jadi lebih rutin jika Anda memiliki faktor risiko lain atau mengidap penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan organ jantung dan pembuluh darah.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada kedua lengan dibanding satu lengan untuk dilihat perbedaannya. Selain itu meski dapat dilakukan di apotek atau tempat lain, tapi pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan selain di tempat praktik dokter atau rumah sakit berisiko tidak akurat karena sarana pengukuran yang kurang tepat. Pada akhirnya, untuk mengurangi risiko keterlambatan pendeteksian tekanan darah tinggi, periksakan tekanan darah Anda meski Anda sedang merasa sehat dan tidak merasakan gejala mencurigakan.
KAPAN HARUS KE DOKTER?
Jangan ragu untuk menghubungi dokter Anda apabila terjadi keadaan-keadaan di bawah ini:
- Tekanan darah Anda lebih dari 140/90 mmHg pada setidaknya pada dua kali pengukuran.
- Anda mengalami efek samping pengobatan hipertensi yang diberikan kepada Anda.
- Tekanan darah Anda biasanya terkontrol dengan baik, tetapi secara tiba-tiba meningkat di atas normal setidaknya pada dua kali pengukuran.
- Tekanan darah Anda melebihi 180/100 mmHg dan disertai dengan keluhan sakit kepala hebat dan pandangan kabur, yang mungkin menunjukkan gejala krisis hipertensi. Krisis hipertensi adalah sebuah kegawatdaruratan medis yang harus mendapatkan tatalaksana segera.
Tekanan darah Anda dapat diperiksa di tempat praktik dokter, klinik, rumah sakit, sebagian apotek, dan bisa jadi di tempat kerja. Untuk diagnosis dan tatalaksana hipertensi, Anda dapat melakukan konsultasi ke dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, atau dokter spesialis jantung (apabila tekanan darah tinggi sudah menyebabkan komplikasi ke organ jantung).
Penyebab
Penyebab tekanan darah tinggi primer yang sering dialami orang dewasa umumnya tidak teridentifikasi, tetapi dapat berkembang dari tahun ke tahun. Sedangkan hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi yang lebih jarang terjadi dan disebabkan oleh faktor tertentu lainnya seperti:
- Gangguan ginjal
- Diabetes
- Lupus, sebuah keadaan di mana sistem imun tubuh menyerang bagian tubuh sendiri seperti kulit, sendi, maupun organ lain
- Skleroderma, sebuah keadaan yang menyebabkan penebalan kulit, gangguan pada organ lain, dan pembuluh darah
- Tumor pada kelenjar adrenal
- Apnea tidur obstruktif (OSA), yang berarti terganggunya pernapasan karena dinding tenggorokan yang rileks dan menyempit ketika kita sedang tidur
- Gangguan organ tiroid
- Kelainan pembuluh darah bawaan
- Konsumsi obat-obatan terlarang seperti amfetamin dan kokain
- Konsumsi minuman keras berlebih dan dalam jangka waktu panjang
- Penggunaan obat-obatan tertentu lainnya
Walaupun umumnya penyebab tekanan darah tinggi tidak dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap kondisi ini, yaitu:
- Resiko tekanan darah tinggi semakin meningkat sejalan dengan pertambahan usia. Pada umumnya, tekanan darah tinggi mulai muncul pada usia pertengahan, kurang lebih di atas 45 tahun.
- Tekanan darah tinggi seringkali ditemukan pada orang berkulit hitam dan muncul lebih cepat apabila dibandingkan dengan orang berkulit putih. Sehingga tekanan darah tinggi lebih sering ditemui pada keturunan Afrika atau Karibia.
- Memiliki keluarga dengan riwayat tekanan darah tinggi.
- Mengidap obesitas atau kelebihan berat badan. Semakin tinggi berat badan seseorang, semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi ke jaringan-jaringan tubuh. Peningkatan volume darah pada pembuluh darah akan meningkatkan pula tekanan pada dinding pembuluh darah yang berujung pada tekanan darah tinggi/hipertensi.
- Kurang olahraga. Orang yang kurang aktif beraktivitas akan memiliki denyut jantung yang lebih tinggi, sehingga terjadi peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah.
- Punya kebiasaan merokok dan atau mengonsumsi minuman keras. Zat-zat yang terdapat dalam rokok akan merusak dan menyebabkan penyempitan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga meningkatkan tekanan darah. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak organ jantung. Penelitian membuktikan bahwa konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas sehari pada pria dan lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dapat mempengaruhi tekanan darah.
- Terlalu banyak kadar garam dalam makanan.
- Terlalu sedikit kadar kalium dalam makanan.
- Kurangnya kadar vitamin D dalam makanan. Vitamin D berpengaruh pada produksi sebuah enzim tertentu dalam ginjal yang berpengaruh pada tekanan darah seseorang.
- Kadar stres tinggi dapat menyebabkan peningkatan sementara pada tekanan darah seseorang.
- Keadaan kronik tertentu, seperti gangguan ginjal, gangguan tidur, dan diabetes.
Faktor-faktor di atas menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup sehat merupakan cara utama dalam menjaga tekanan darah agar tetap normal.
Penggunaan obat-obatan tertentu ternyata juga meningkatkan potensi risiko tekanan darah tinggi. Cermati kelompok obat tersebut di bawah ini.
- Pil kontrasepsi oral
- Obat golongan steroid.
- Sebagian obat herbal, terutama yang mengandung liquorice.
- Beberapa obat-obatan anti-inflamasi seperti naxopren dan ibuprofen.
- Sebagian obat bebas untuk menangani flu dan batuk.
- Sebagian obat terlarang seperti amfetamin dan kokain.
- Beberapa antidepresan golongan serotonin-noradrenaline reuptake inhibitor (SSNRI) seperti venlafaxine.
Tekanan darah tinggi pada orang yang mengonsumsi obat-obatan ini dapat kembali normal dengan sendirinya ketika konsumsi obat-obatan ini dihentikan.
Pengobatan
Pengobatan tekanan darah tinggi sangat tergantung pada tingginya tekanan darah dan kondisi umum setiap pasien. Secara umum, tatalaksana yang diberikan terdiri dari perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Apabila ditemukan pasien dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg tanpa faktor risiko lainnya, dokter terutama akan menyarankan perubahan gaya hidup. Sedangkan obat-obatan akan dipertimbangkan jika tekanan darah Anda lebih dari 140/90 mmHg dengan faktor risiko lainnya. Sedangkan obat-obatan umumnya akan diberikan pada pengidap hipertensi di atas 160/100 mmHg.
Akan tetapi sebanyak apapun obat yang dikonsumsi, pengobatan hipertensi tidak akan memberikan efek yang cukup jika tidak disertai perubahan gaya hidup. Di bawah ini adalah panduan yang dapat diikuti untuk memiliki gaya hidup bebas hipertensi:
- Jaga berat badan agar tetap normal.
- Berhenti merokok.
- Olahraga secara teratur.
- Berhenti atau batasi konsumsi minuman keras.
- Batasi konsumsi garam hingga kurang dari 6 gram per hari.
- Perbanyak konsumsi sayuran dan buah segar.
- Batasi konsumsi kafein seperti yang terkandung dalam minuman bersoda, teh, dan kopi.
- Istirahat teratur dan cukup, setidaknya 6 jam sehari.
Mengubah gaya hidup dalam jangka panjang tidak hanya dapat mengurangi risiko hipertensi, tetapi juga menghindari diri Anda dari berbagai penyakit kronis.
Jenis obat yang diberikan untuk menangani hipertensi pun dapat tergantung pada tingginya tekanan darah dan kondisi kesehatan yang terkait. Orang berusia lebih dari 60 tahun ke atas, misalnya, umumnya mengalami tekanan diastolik yang normal, tetapi tekanan sistoliknya tinggi, sehingga disebut mengalami hipertensi sistolik terisolasi. Dokter umumnya akan memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah sistolik hingga kurang dari 140 mmHg.
Di bawah ini adalah beberapa obat yang umumnya akan diberikan untuk menangani hipertensi.
- Golongan penyekat beta bekerja dengan mengurangi beban kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah. Dengan begitu jantung akan berdetak lebih ringan dan lambat. Contoh obat golongan penyekat beta adalah acebutolol (Sectral) dan atenolol (Tenormin). Obat ini dapat bekerja lebih efektif jika dipadukan dengan obat tekanan darah lain.
- Golongan diuretik thiazide: adalah obat untuk ginjal yang bekerja dengan mengurangi volume darah dan membantu mengeliminasi cairan dan natrium. Contoh obat golongan diuretik adalah hydrochlorothiazide (Microzide) dan chlorthalidone. Diuretik atau calcium channel blockers dapat bekerja lebih baik daripada penghambat angiotensin-converting enzyme (ACEI). Efek samping yang sering terjadi adalah peningkatan frekuensi buang air kecil.
- Golongan penghambat angiotensin-converting enzyme (ACEI) seperti lisinopril (Zestril), captopril (Capoten), dan benazepril (Lotensin) membantu memperlebar pembuluh darah dengan menghambat pembentukan bahan kimia yang mempersempitnya. Obat ini umumnya dapat bermanfaat bagi pengidap penyakit ginjal kronis.
- Golongan penghambat kanal kalsium seperti diltiazem (Cardizem, Tiazac) dan amlodipine (Norvasc) membantu dalam melemaskan otot polos pembuluh darah dan menurunkan kecepatan detak jantung. Obat ini paling sering digunakan pada orang tua.
- Golongan penghambat renin seperti aliskiren (Tekturna) memperlambat produksi enzim renin yang diproduksi ginjal. Enzim inilah yang dapat memicu peningkatan tekanan darah sehingga ketika enzim dihambat produksinya, penurunan tekanan darah dapat terjadi. Tetapi obat ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke sehingga tidak boleh dikonsumsi bersama obat golongan ACEI atau ARB.
- Golongan penghambat reseptor angiotensin II (ARB) seperti candesartan (Atacand) dan losartan (Cozaar) membantu memperlebar pembuluh darah dengan menghambat aksi bahan kimia yang menyumbatnya. Biasanya digunakan pada pengidap penyakit ginjal kronis.
- Selain itu terdapat obat-obatan lain yang mungkin dapat diberikan, seperti di bawah ini.
- Golongan penghambat alpha seperti doxazosin (Cardura) dan prazosin (Minipress) yang bekerja dengan mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan mengurangi efek bahan kimia alami yang mempersempit pembuluh darah.
- Golongan penghambat alpha-beta seperti carvedilol (Coreg) dan labetalol (Trandate) yang bekerja dengan memperlambat detak jantung untuk mengurangi jumlah darah yang harus dipompa melalui pembuluh darah.
- Golongan vasodilator seperti hydralazine dan minoxidil bekerja langsung pada otot dinding pembuluh, sehingga mencegah penyempitan arteri.
- Golongan antagonis aldosterone seperti spironolactone (Aldactone) dan eplerenone (Inspra) menghambat efek bahan kimia alami yang dapat menyebabkan penumpukan cairan dan garam yang dapat memicu tekanan darah tinggi.
Pengobatan Mandiri
Perubahan gaya hidup dapat membantu Anda untuk mengontrol dan mencegah tekanan darah, walaupun Anda sudah mengkonsumsi pengobatan untuk tekanan darah tinggi. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat Anda lakukan di rumah:
- Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, gandum, daging unggas, ikan, dan produk olahan susu rendah lemak. Konsumsi cukup kalium, yang terbukti dapat membantu mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi.
- Pasien dengan tekanan darah tinggi harus membatasi konsumsi garam dalam makanan sebanyak 1.500 miligram sehari. Sedangkan pada orang yang tidak mengidap tekanan darah tinggi dapat mengkonsumsi sebanyak 2.300 miligram sehari.
- Jaga berat badan Anda tetap normal
- Meningkatkan aktivitas fisik. Aktivitas fisik secara reguler dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi tingkat stres, mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan tertentu, serta menjaga berat badan Anda tetap normal. Anda disarankan untuk berolahraga selama setidaknya 150 menit seminggu.
- Membatasi konsumsi alkohol. Walaupun Anda tidak mengidap tekanan darah tinggi, alkohol dapat meningkatkan tekanan darah Anda.
- Berhenti merokok
- Mengurangi stres dengan melatih relaksasi otot, menarik napas dalam, atau dengan melakukan meditasi. Selain itu, berolahraga secara teratur dan tidur secara cukup juga dapat mengurangi tingkat stres Anda.
- Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri di rumah.
- Apabila Anda sedang hamil, kontrol tekanan darah Anda dengan berkonsultasi dengan dokter Anda.
Komplikasi
Tekanan berlebihan pada dinding pembuluh darah arteri dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh. Semakin tinggi tekanan darah yang dimiliki seseorang, semakin besar juga kerusakannya. Beberapa komplikasi tekanan darah tinggi adalah:
- Serangan jantung atau stroke
- Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lemah dan muncul penonjolan yang disebut dengan aneurisma. Aneurisma yang pecah dapat membahayakan jiwa seseorang.
- Gagal jantung
- Melemahnya dan menyempitnya pembuluh darah di organ ginjal, yang menyebabkan ginjal tidak dapat berfungsi secara normal
- Menyempitnya dan menebalnya dinding pembuluh darah di mata, yang dapat berakibat pada kehilangan penglihatan
- Sindroma metabolik, yang ditandai dengan peningkatan lingkar pinggang, kadar trigliserida darah yang tinggi, kadar kolesterol HDL (kolesterol “baik”) yang rendah, tekanan darah tinggi, dan kadar insulin (hormon yang dihasilkan oleh organ pankreas dan berfungsi dalam mengatur metabolisme gula darah) yang tinggi.
- Gangguan pada daya ingat dan pemahaman. Tekanan darah yang tinggi dapat mempengaruhi kemampuan Anda dalam berpikir, mengingat, dan belajar.
Meski tekanan darah tinggi berbahaya karena memiliki risiko untuk memicu munculnya penyakit kronis, tetapi kabar baiknya adalah risiko komplikasi tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan mengelola gaya hidup sehat. Perubahan gaya hidup bermula dari cara-cara sederhana yang dilakukan sehari-hari di bawah ini.
- Menjaga berat badan normal. Periksa apakah Anda memiliki kelebihan berat badan atau tidak baik dengan menggunakan kalkulator indeks massa tubuh (IMT) ataupun dengan memeriksakan diri ke dokter atau ahli gizi. Kelebihan berat badan dapat memperberat beban jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh sehingga memicu peningkatan tekanan darah. Mengurangi kelebihan berat badan akan membuat perbedaan besar terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Pola makan sehat. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman tertentu ternyata dapat berdampak besar dalam mencegah tekanan darah tinggi.
- Batasi konsumsi garam dalam makanan hingga tidak lebih dari 1,5 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh penuh. Semakin banyak garam yang Anda konsumsi, semakin tinggi tekanan darah Anda.
- Konsumsi lebih banyak sayur dan buah segar. Targetkan mengonsumsi setidaknya 5 porsi per hari.
- Konsumsi lebih banyak makanan berserat seperti pasta, roti, ataupun beras gandum utuh.
- Batasi atau hentikan konsumsi minuman keras. Minuman keras dalam jumlah tinggi dalam jangka panjang memicu tekanan darah tinggi.
- Konsumsi lebih banyak ikan dan daging unggas, serta produk susu rendah lemak.
- Mengonsumsi lebih banyak makanan mengandung kalium dapat membantu mengontrol tekanan darah.
- Kurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh.
- Batasi konsumsi kafein dalam kopi, termasuk juga cola, minuman berenergi, dan teh. Konsumsi kafein lebih dari 4 cangkir kopi per hari berisiko memicu tekanan darah tinggi.
- Tetap aktif. Targetkan melakukan olahraga setidaknya 2,5 jam per minggu seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda. Apabila tidak berolahraga, setidaknya usahakan agar tubuh tetap aktif setiap hari dengan melakukan kegiatan seperti berbelanja, memasak, atau berjalan kaki ke tempat kerja.
- Berhenti merokok. Merokok dalam jangka panjang mempercepat terjadinya penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru. Perpaduan kebiasaan merokok dan tekanan darah tinggi akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit-penyakit kronis datang lebih cepat.
- Istirahat cukup. Usahakan untuk tidur setidaknya enam jam per hari. Kurang tidur dalam jangka panjang dapat menjadi faktor pemicu meningkatnya risiko tekanan darah tinggi.
- Mengelola stres. Sebisa mungkin hindari stres dengan melakukan aktivitas-aktivitas seperti meditasi, yoga, latihan menarik napas panjang, hingga melakukan hal-hal yang disukai dan membuat rileks.
Jika Anda berisiko mengalami tekanan darah tinggi, ada baiknya Anda memiliki alat pengukur tekanan darah sendiri di rumah untuk memantau tekanan darah secara teratur.
Comments
Post a Comment